Gambar	Barang	jml	Berat	Total
keranjang belanja anda kosong
		0	0,00	Rp 0

5 Tips Mengelola Emosi untuk Guru, Nomor 3 Paling Sering Dilupakan

Friday, June 28th 2024.

Tidak dapat dipungkiri bahwa profesi guru merupakan pekerjaan yang sangat mudah menimbulkan rasa frustasi dan lelah. Oleh sebab itu, guru rentan untuk kehilangan kontrol emosinya ketika menghadapi situasi yang ekstrem saat mengajar. Mengapa? Sebab pekerjaan guru mengharuskan seseorang untuk terus-menerus berinteraksi dengan orang lain terutama murid-murid dari pagi hingga siang atau sore hari.

Ini tentu sangat berbeda dengan profesi lain yang tidak memerlukan interaksi dengan manusia dalam waktu lama. Apalagi yang harus dihadapi seorang guru adalah murid-murid yang notabennya merupakan individu-individu yang rentang umurnya berbeda dengan guru bahkan bisa jadi perbedaan umurnya jauh sekali. Belum lagi ditambah ketika guru harus menghadapi murid yang hiperaktif dan cenderung pembangkang.

Disini admin akan memberikan beberapa tips untuk guru agar selalu dapat mengontrol emosi di berbagai situasi saat bekerja. Guru yang tenang mampu menyelesaikan berbagai problem di ruang kelas dengan lebih baik dan mencegah terjadinya kesalahan yang lebih besar. Selain itu guru yang tenang pun dapat menjadi panutan yang baik untuk murid-muridnya.

Ambil Jeda untuk Istirahat Sejenak

Jika suasana saat mengajar di sebuah ruang kelas sangat cepat menguras energi guru karena murid-murid disana sangat aktif dan cenderung sulit diatur, guru boleh mengambil jeda sejenak. Duduk diam sebentar di kursi guru sembari memberikan tugas membaca buku materi kepada murid-murid, misalnya. Guru tidak dituntut harus selalu berbicara secara terus-menerus di dalam kelas. Adakalanya ketika guru merasa sangat lelah karena mengajar di waktu mendekati jam pulang sekolah, guru dapat mengabaikan kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan murid-murid seperti mengobrol dengan teman menggunakan suara pelan, dan memilih untuk menghemat suara untuk digunakan hanya pada penyampaian materi.
Terima Emosi yang Dirasakan

Anda sebagai guru jangan menyalahkan diri Anda ketika merasa emosi Anda memuncak saat melihat tingkah laku murid tidak baik. Emosi seperti itu wajar muncul dan dapat dirasakan oleh siapa saja. Bukan berarti Anda sebagai guru harus selalu menjadi malaikat yang tidak bisa marah. Namun, satu hal yang harus selalu Anda pastikan adalah Anda harus bisa mengontrol emosi Anda kapanpun dan di manapun.

Tanamkan Perspektif Objektif kepada Siswa tanpa Menghakimi

Terkadang bisa jadi emosi seorang guru muncul terhadap murid karena telah memiliki perspektif tersendiri terhadap murid yang sedang bermasalah tersebut. Emosi Anda akan lebih mudah mereda ketika Anda melihat murid secara objektif, ada alasan apa dan apa penyebab murid Anda tersebut melakukan sebuah perbuatan, maka Anda secara otomatis akan berhenti menghakiminya dan tidak mudah menjadi emosi.

Ingatlah bahwa Tidak Semua Siswa dapat Memenuhi Harapan Guru

Setiap siswa pasti berbeda-beda. Jika ada satu siswa rajin dan mudah menurut pada perkataan guru bukan berarti semua siswa seperti itu. Inilah realita bekerja sebagai guru. Seorang guru harus memiliki kemampuan yang sangat penting yaitu memahami perbedaan setiap siswa. Memahami bagaimana cara menaklukkan mereka masing-masing. Tidak bisa dipungkiri bahwa bisa saja ada siswa yang tidak cukup dengan kata-kata supaya bisa menjadi lebih baik. Yang terpenting dari semua ini adalah guru dapat menempatkan dirinya sebaik mungkin di antara murid.

Bijak dan Tenang dalam Meluapkan Emosi yang Dirasakan

Sekali lagi, ini yang paling penting. Guru harus bisa bersikap tenang di kondisi seperti apapun. Tenang adalah kunci dari terselesaikannya sebuah masalah dengan baik. Namun, bagaimana kalau masalahnya tidak hanya ada sebuah? Tetap tenang. Merasakan adanya emosi tidak apa-apa, asal tidak keluar dengan asal-asalan.

Di sisi lain, kenyamanan saat guru mengajar penting sekali diperhatikan oleh sekolah-sekolah. Tugas guru sangat berat dan gajinya pun biasanya tidak seimbang dengan jerih payah yang dikeluarkan. Padahal keberadaan guru yang tenang dan dapat mengontrol emosi dengan baik adalah keharusan agar anak bangsa bisa mendapatkan pengajaran dan panutan dengan baik di sekolah.

Apa salahnya memberikan sebuah kenyamana kepada guru berupa kursi guru yang dapat membuat sedikit lebih rileks saat guru mendudukinya? Justru ini bisa menjadi sumber kebaikan yang akan mendatangkan bentuk-bentuk kebaikan lainnya.