TIPS BISNIS: JADIKAN SOSIAL MEDIA SEPERTI KARTU NAMA
Pada tahun-tahun sebelum internet dan sosial media ada, orang gemar membagikan kartu nama dan mengoleksi kartu nama yang mereka dapatkan. Ini agar koneksi bertambah luas. Jika membutuhkan sesuatu, hanya perlu membuka buku kartu nama dan mencari siapa yang bisa membantu penyelesaian masalahnya sesuai kartu nama yang ada. Ini tips bisnis cara lama.
Sekarang, kartu nama seringkali hanya dibutuhkan pada hubungan bisnis B to B. Tidak lagi B to C. Ini karena sosial media dan internet telah maju, dan orang akan mencari kebutuhannya disana. Ditambah lagi sekarang ada berbagai macam marketplace.
Dan sekarang, orang bisa dengan mudah menyimpan kontak orang lain cukup di smartphone saja, lalu terhubung dengan WA mereka.
Maka, jika kini kita ingin memperluas koneksi B to C dengan baik (koneksi antara pebisnis dengan customer), salah satu langkahnya adalah jadikan sosial media dan marketplace kita seperti KARTU NAMA.
1. PROFIL
Ini terdiri dari foto profil, nama akun dan bio. Jika di kartu nama, tentu tampilan kartu nama yang bagus beserta foto di kartu nama tersebut harus tampak meyakinkan agar meningkatkan trust orang pada diri kita. Sama dengan sosial media. Foto profil, nama akun dan bio kita tidak boleh asal.
Jika kita ingin mencitrakan diri sebagai profesional, tentu foto profil yang dipasang tidak boleh alay. Nama akun sebaiknya nama pribadi, panggilan, atau nama pena untuk seorang penulis
Penulisan nama akun juga tidak boleh sembarangan. Tidak perlu diberi tambahan angka. Intinya atur sebagus mungkin. Tulisan di bio juga sebaiknya sangat mewakili seperti apa diri Anda dan apa yang Anda tawarkan. Jangan sampai ada tulisan “diriku3 yank sel4lu3 menc1nta1mu”. Ya, kecuali tujuan branding diri Anda adalah menjadi seseorang yang lucu atau pelawak dan itu merupakan ciri diri Anda. Ingat, harus konsisten!
2. POSTINGAN
Postingan mencerminkan kepribadian Anda. Antara gambar/video yang Anda upload dan caption, keduanya sangat menggambarkan kepribadian diri Anda.
Tentu Anda pernah menemukan sebuah akun yang konsisten mengupload foto/video alam yang syahdu atau suasana ruangan yang apik dan kalem, ditambah dengan caption dengan bahasa lembut. Anda akan langsung menduga bahwa pemilik akun adalah orang yang menyukai slow living, cinta alam, kalem dan tidak gegabah.
Seperti itulah postingan-postingan yang Anda upload di sosial media akan dengan sendirinya menjadi selayaknya info-info di kartu nama, bahkan bisa lebih menjelaskan tentang diri Anda kepada customer.
Tentu apa yang Anda posting harus diselaraskan dengan apa yang Anda jual/tawarkan. Jangan sampai kontradiksi.
3. KARAKTER
Larisnya jualan Anda tidak bisa dipisahkan dari bagaimana karakter Anda. Orang secara umum kurang menyukai pribadi orang yang terlalu menunjukkan fanatisme di publik. Atau orang yang “selalu merasa benar” sedangkan yang lain salah semua.
Orang cenderung menyukai seseorang yang humoris dan gemar bercanda. Sekalipun saat membahas sesuatu topik penting, tetap dengan pembawaan diri “tidak belagu” dan tetap terdengar jenaka.
Intinya, ada pada gaya komunikasi. Kita bukannya harus hanya mengikuti arus dan mengiyakan semua orang. Kita perlu tetap punya pendirian. Tapi jangan tunjukkan kesombongan seolah paling benar (walaupun kita memang sangat yakin benar). Bahasa yang digunakan perlu ditata sedemikian rupa jika kita mengangkat isu yang sensitif. Namun jika memang kita ingin fokus hanya berjualan di sosial media, maka fokuslah posting apa yang memang perlu diposting saja.
4. KONTROL EMOSI
Jangan pernah pegang handphone ketika hati atau pikiran kita sedang negatif. Ketika ada sesuatu dari luar diri kita yang mentrigger amarah kita.
Posting ke akun sosial media kita hanya ketika kita full dapat berpikir jernih. Bukan ketika sedang terbawa emosi. Itu akan mudah mempengaruhi apa yang kita posting dan bahasa seperti apa yang kita pakai.
Apapun jualan kita, yang terpenting tetap bahasa yang sopan. Jangan sampai terlalu banyak informasi yang kita sampaikan terkait pribadi-pribadi orang yang itu akan menyinggung perasaan orang-orang di sekitar kita.
Ketika sosial media kita berhasil menjadi selayaknya KARTU NAMA yang mampu memancing interaksi dengan orang lain, disitulah kemungkinan closing produk/jasa akan terjadi. Beda lagi ketika orang sama sekali tidak tertarik dengan “kartu nama” kita, bisa jadi malah kartu nama itu terbuang percuma alias tidak dihiraukan.
Semakin banyak interaksi maka semakin besar akun sosmed kita, kemudian semakin laris jualan kita!
Sumber: Disarikan dan dikembangkan dari Youtube Arli Kurnia