Gambar	Barang	jml	Berat	Total
keranjang belanja anda kosong
		0	0,00	Rp 0

Paskibraka Dilarang Berjilbab, Faktanya Ada Pahlawan Berhijab yang Membantu Kemerdekaan Indonesia

Wednesday, August 21st 2024.

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945

Apakah Anda dapat melihat ada perempuan berhijab di foto tersebut? Ini adalah foto Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pengibar bendera merah putih berkerudung itu adalah Surastri Karma (S.K.) Trimurti. Ia menjalankan tugas mengibarkan bendera bersama Latief Hendraningrat (saat itu ia masih aktif di PETA bentukan Jepang) dan Suhud Sastro Kusumo dari Barisan Pelopor (bentukan Jepang). Kemerdekaan Indonesia tidak pernah terlepas dari jasa para pahlawan berhijab.

Mari kita pelajari lagi perempuan-perempuan muslimah berhijab yang telah menjadi pahlawan kemerdekaan negara kita tercinta Republik Indonesia ini. Berikut ada dua nama pahlawan yang mungkin jarang kita ingat!

Nyai Ahmad Dahlan

Kita mungkin lebih mengenal Kiai Haji Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sekaligus pendiri Muhammadiyah. Namun kita sering melupakan istri Beliau yaitu Siti Walidah atau biasa disebut Nyai Ahmad Dahlan juga memiliki peran penting dalam upaya meraih kemerdekaan Indonesia. Wanita berhijab yang lahir pada tahun 1872 ini merupakan tokoh emansipasi perempuan yang berpartisipasi dalam diskusi perang bersama Jenderal Sudirman dan Presiden Soekarno.Nyai Ahmad Dahlan memprakarsai berdirinya perkumpulan Sopo Tresno pada 1914 untuk para perempuan Islam. Perkumpulan ini fokus pada tiga bidang, yaitu dakwah, pendidikan, dan sosial.

Selain itu, ia juga mendirikan asrama putri yang dibangun di rumahnya, memberikan pendidikan keimanan, praktek ibadah, sampai berlatih pidato dan dakwah.

Hajjah Rangkayo Rasuna Said

Hj. Rangkayo Rasuna Said adalah pejuang kemerdekaan dan politikus Indonesia yang mendapat gelar pahlawan nasional Indonesia. Seperti Kartini, ia juga memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita. Wanita berhijab yang lahir pada tahun 1910 ini menciptakan gerakan kegiatan Rasuna Said selaku perempuan muda Islam dari tanah Minangkabau.Kala itu, masih banyak perempuan berdarah Minang yang terikat dengan adat dan agama. Akan tetapi, dengan segala keberanian yang dimiliki Rasuna, dia merintis gerakan kaum perempuan Minangkabau dengan tidak menyalahi adat dan agama.

Melansir dari laman cnn, usahanya di bidang pendidikan juga telah membuat masyarakat mengenal PERMI (Partai Muslimin Indonesia).

Para pahlawan Indonesia telah berjuang dengan segenap jiwa dan tenaganya untuk memerdekakan Indonesia dari penjajah. Namun, momen bersejarah ini telah tercoreng dengan adanya 18 anggota Paskibraka 2024 putri yang melepas hijabnya karena menaati sebuah peraturan baru. Mereka melepas hijab pada acara pelantikan 76 putra-putri terbaik Paskibraka 2024 yang dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo. Hal ini telah ramai menjadi perbincangan di sosial media. Banyak orang yang menyayangkan kejadian ini.

Permasalahan ini bertentangan dengan Pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 1945, yang menyatakan bahwa negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan menjamin kebebasan setiap warga negara untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai keyakinannya. Pelarangan penggunaan hijab dalam konteks ini dianggap sebagai pelanggaran konstitusi dan penghinaan terhadap ajaran agama Islam.

Dengan adanya kejadian ini sekolah-sekolah tidak seharusnya takut menyediakan seragam sekolah berhijab untuk siswinya. Sejarah telah membuktikan bahwa hijab tidak menghalangi seorang wanita berkiprah untuk kemajuan bangsa dan negaranya, justru mampu menjadi identitas diri yang kuat sehingga para wanita berhijab ini memiliki pendangan tentang kehidupan lebih jelas dan dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik.